Minggu, 26 Februari 2012

Kiat Raih Keberkahan Khatam Qur'an


Kiat Raih keberkahan Khatam Al-Qur’an
Oleh : Ustadz Salman Syarifudin, MA
Khatam Al-Qur’an dan urgensinya
Khatam Al-Qur’an artinya membaca kitab Al-Qur’an dari surat Al-Fatihah sampai An-Nas baik secara langsung maupun bertahap. Khatam Al-Qur’an merupakan sebuah momen penting bagi setiap muslim yang dianjurkan untuk lebih khidmat berdo’a kepada Allah Swt, karena pada saat-saat itulah para malaikat memohonkan ampun pada Allah Swt bagi orang-orang yang mengkhatamkan Al-Qur’an. Mengingat besarnya makna momen tersebut, Nabi Saw bersabda: Sesungguhnya orang orang yang baca Al-Quran, baginya doa yang terkabul di setiap khatamnya. (H.R Imam Khatib dari Anas Ra)
Membaca Al-Quran dan mengkhatamkannya secara berkesinambungan dapat menjadi sebuah Life Long Education (pendidikan sepanjang hayat dikandung badan) bagi kehidupannya. Sebab itu sudah menjadi kewajiban bagi setiap orang tua sebelum mengenalkan disiplin ilmu ilmu yang lain, terlebih dahulu menanamkan ayat ayat Allah Swt pada lembaran kertas putih kosong anak anaknya. Hal ini ditegaskan Nabi Saw dengan sabda beliau: Didiklah anak anakmu tiga perkara: cinta nabimu, cinta keluarga nabi, dan membaca Al-Quran. (H.R Imam Dailami dari Ali Ra). Dari Ibnu Abbas Ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah Saw. “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (H.R. Tirmidzi)
Generasi sahabat dapat menjadi generasi terbaik (khairul qurun) adalah karena mereka memiliki ihtimam yang sangat besar terhadap Al-Qur’an. Sayid Qutub dalam bukunya Ma’alim Fii Ath-Thariq menyebutkan tiga faktor yang menjadi rahasia mereka mencapai generasi terbaik seperti itu.
Pertama karena mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai satu-satunya sumber pegangan hidup, sekaligus membuang jauh-jauh berbagai sumber-sumber kehidupan lainnya.
Kedua, ketika membacanya mereka tidak memiliki tujuan-tujuan untuk tsaqafah, pengetahuan, menikmati keindahan ataupun tujuan-tujuan lainnya. Namun tujuan mereka hanya semata-mata untuk mengimplementasikan apa yang diinginkan Allah dalam kehidupan mereka.
Ketiga, mereka membuang jauh-jauh segala hal yang berhubungan dengan masa lalu ketika jahiliyah. Mereka memandang bahwa Islam merupakan titik tolak perubahan, yang sama sekali terpisah dengan masa lalu, baik yang bersifat pemikiran ataupun kebudayaan.
Tilawatul Qur’an itulah kunci utama kesuksesan mereka. Imam Syahid Hasan Al-Banna mengatakan, “Usahakan agar anda memiliki wirid harian yang diambil dari kitabullah minimal satu juz per hari dan berusahalah agar jangan mengkhatamkan Al-Qur’an lebih dari sebulan dan jangan kurang dari tiga hari.”
Keutamaan khatam Al-Qur’an
a. Merupakan amalan yang paling dicintai Allah Swt
Dari Ibnu Abbas Ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (H.R. Tirmidzi)
b. Orang yang mengikuti khataman Al-Qur’an, seperti mengikuti pembagian ghanimah
Dari Abu Qilabah, Rasulullah Saw. mengatakan, “Barangsiapa yang menyaksikan (mengikuti) bacaan Al-Qur’an ketika dibuka (dimulai), maka seakan-akan ia mengikuti kemenangan (futuh) fi sabilillah. Dan barangsiapa yang mengikuti pengkhataman Al-Qur’an maka seakan-akan ia mengikuti pembagian ghanimah.” (H.R. Addarimi)
c. Mendapatkan doa dan shalawat dari malaikat
Dari Mus’ab bin Sa’d, dari Sa’d bin Abi Waqas, beliau mengatakan, “Apabila Al-Qur’an dikhatamkan bertepatan pada permulaan malam, maka malaikat akan bersalawat (berdoa) untuknya hingga subuh. Dan apabila khatam bertepatan pada akhir malam, maka malaikat akan bershalawat/ berdoa untuknya hingga sore hati.” (H.R. Addarimi.)
d. Mengikuti sunnah Rasulullah Saw.
Mengkhatamkan Al-Qur’an merupakan sunnah Rasulullah Saw. Hal ini tergambar dari hadits berikut: Dari Abdullah bin Amru bin Ash, beliau berkata, “Wahai Rasulullah Saw., berapa lama aku sebaiknya membaca Al-Qur’an?” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam satu bulan.” Aku berkata lagi, “Sungguh aku mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam dua puluh hari.” Aku berkata lagi, “Aku masih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam lima belas hari.” “Aku masih lebih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam sepuluh hari.” Aku menjawab, “Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam lima hari.” Aku menjawab, “Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Namun beliau tidak memberikan izin bagiku. (H.R. Tirmidzi)
Waktu mengkhatamkan Al-Qur’an
a. Keutamaan waktu yang dibutuhkan untuk mengkhatamkan Al-Qur’an
Dari Abdullah bin Amru bin Ash, dari Rasulullah Saw., beliau berkata, “Puasalah tiga hari dalam satu bulan.” Aku berkata, “Aku mampu untuk lebih banyak dari itu, wahai Rasulullah.” Namun beliau tetap melarang, hingga akhirnya beliau mengatakan, “Puasalah sehari dan berbukalah sehari, dan bacalah Al-Qur’an (khatamkanlah) dalam sebulan.” Aku berkata, “Aku mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah?” Beliau terus malarang hingga batas tiga hari. (H.R. Bukhari)
Hadits ini menunjukkan batasan waktu paling minimal dalam membaca Al-Qur’an. Karena dalam hadits lain terkadang beliau membatasi hanya boleh dalam 5 hari, dan dalam hadits yang lain dalam tujuh hari. Maka dari sini dapat disimpulkan, batasan paling cepat dalam mengkhatamkan Al-Qur’an adalah tiga hari.
b. Larangan untuk mengkhatamkan kurang dari tiga hari
Hadits di atas juga mengisyaratkan larangan Rasulullah saw. untuk mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari. Hikmah di balik larangan tersebut, Rasulullah Saw. katakan dalam hadits lain sebagai berikut: “ Dari Abdullah bin Amru, beliau mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak akan dapat memahami/menghayati Al-Qur’an, orang yang membacanya kurang dari tiga hari.” (H.R. Abu Daud)
c. Rasulullah Saw. tidak pernah mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu malam
Dari Aisyah Ra, beliau mengatakan, “Aku tidak pernah tahu Rasulullah Saw. mengkhatamkan Al-Qur’an secara keseluruhan pada malam hingga fajar.” (H.R. Ibnu Majah)
Sunnah dalam teknis mengkhatamkan Al-Qur’an
Anas bin Malik, beliau memiliki kebiasaan apabila telah mendekati kekhataman dalam membaca Al-Qur’an, beliau menyisakan beberapa ayat untuk mengajak keluarganya guna mengkhatamkan bersama. Dari Tsabit Al-Bunnani, beliau mengatakan bahwa Anas bin Malik jika sudah mendekati dalam mengkhatamkan Al-Qur’an pada malam hari, beliau menyisakan sedikit dari Al-Qur’an, hingga ketika subuh hari beliau mengumpulkan keluarganya dan mengkhatamkannya bersama mereka. (H.R. Darimi)
Hikmah yang dapat dipetik dari hadits Anas di atas, adalah bahwa ketika khatam Al-Qur’an merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa kepada Allah. Dengan mengumpulkan seluruh anggota keluarga, akan dapat memberikan berkah kepada seluruh anggota keluarga. Karena, semuanya berdoa secara bersamaan kepada Allah mengharapkan rahmat dan berkah dari-Nya.
Kiat-Kiat Agar Senantiasa Dapat Mengkhatamkan Al-Qur’an
Ada beberapa kiat yang barangkali dapat membantu dalam mengkhatamkan Al-Qur’an, di antaranya adalah:
1. Memiliki ‘azam’ yang kuat untuk dapat mengkhatamkannya dalam satu bulan. Atau dengan kata lain memiliki azam untuk membacanya satu juz dalam satu hari.
2. Melatih diri dengan bertahap untuk dapat tilawah satu juz dalam satu hari. Misalnya untuk sekali membaca (tanpa berhenti) ditargetkan setengah juz, baik pada waktu pagi ataupun petang hari. Jika sudah dapat memenuhi target, diupayakan ditingkatkan lagi menjadi satu juz untuk sekali membaca.
3. Mengkhususkan waktu tertentu untuk membaca Al-Qur’an yang tidak dapat diganggu gugat, kecuali jika terdapat sebuah urusan yang teramat sangat penting. Hal ini dapat membantu kita untuk senantiasa komitmen membacanya setiap hari. Waktu yang terbaik adalah ba’da subuh.
4. Menikmati bacaan yang sedang dilantunkan oleh lisan kita. Lebih baik lagi jika kita memiliki lagu tersendiri yang stabil, yang meringankan lisan kita untuk melantunkannya. Kondisi seperti ini membantu menghilangkan kejenuhan ketika membacanya.
5. Usahakan untuk senantiasa membersihkan diri dan berwudhu’ terlebih dahulu sebelum kita membaca Al-Qur’an. Karena kondisi berwudhu’, sedikit banyak akan membantu menenangkan hati yang tentunya membantu dalam keistiqamahan membaca Al-Qur’an.
6. Membaca kembali bagaimana interaksi generasi awal umat Islam dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an baik dari segi tilawah, pemahaman ataupun pengaplikasiannya.
7. Memberikan iqab atau hukuman secara pribadi, jika tidak dapat memenuhi target membaca Al-Qur’an. Misalnya dengan kewajiban infaq, menghafal surat tertentu dan lain sebagainya yang disesuaikan dengan kondisi pribadi kita.
8. Memberikan reward dan hadiah dalam lingkungan keluarga jika ada salah seorang anggota keluarganya yang mengkhatamkan Al-Qur’an dengan bertasyakuran atau dengan memberikan ucapan selamat dan hadiah.
Mengkhatamkan Al-Qur’an merupakan kebiasaan Rasulullah, para sahabat, salafus shaleh dan orang-orang mukmin yang memiliki ketakwaan kepada Allah. Seyogyanya, kita juga dapat memposisikan Al-Qur’an sebagaimana mereka memiliki semangat meskipun kita jauh dari mereka. Allah berfirman: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (An-Ankabut: 69).
Doa khatam Al-Qur’an
Yaa Allah berikanlah kami manfaat dengan Al-Qur’an yang agung dan tinggikanlah derajat kami dengan ayat-ayatnya dan terimalah bacaan kami dan maafkanlah segala kesalahan, kelupaan, perubahan kalimat dari tempatnya, mengawalkan atau mengakhirkan, penambahan atau pengurangan, penafsiran yang tidak sesuai dengan apa yang Engkau turunkan, keraguan atau kelupaan, salah baca, dan terburu-buru ketika tilawah, kemalasan atau kesesatan lidah, waqof (berhenti) bukan pada tempatnya, mengidghomkan bacaan yang bukan idghom, mengidzharkan yang bukan idzhar, madd (memanjangkan bacaan), mentasydid, hamzah,
atau sukun, i’rab yang bukan pada tempatnya, atau kurangnya rasa cinta dan senang
terhadap ayat-ayat yang memberikan berita gembira, dan kurangnya rasa takut ketika membaca ayat-ayat ancaman, maka ampunilah kami ya Allah, dan jadikanlah kami sebagai orang yang syahid.
Ya Allah terangilah hati kami dengan Al-Qur’an, dan hiasilah akhlak kami dengan Al-Qur’an, jauhkanlah kami dari api neraka dengan Al-Qur’an, masukkanlah kami ke
surgamu dengan Al-Qur’an. Jadikanlah Al-Qur’an sebagai teman di dunia, di dalam kubur sebagai penerang dan teman, cahaya di atas titian (shirath), dan teman di dalam surga dan penghalang dan hijab dari api neraka, sebagai petunjuk untuk segala kebaikan dan tetapkanlah kami dalam kesempurnaan , anugrahkan kepada kami kemudahan dalam
mengamalkan Al-Qur’an degan hati dan lisan, senantiasa cinta kepada kebaikan, kebahagiaan, kegembiraan atau keindahan iman. Dan sholawat dan salam yang senantiasa tercurah kepada junjungan nabi besar Muhammad Saw dan para sahabat atas kebaikan akhlaq dan kelembutan budi pekertinya di atas cahaya arsy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar