Rabu, 29 Februari 2012

Pariaman's side






Gandoriah Beach Pariaman Town West Sumatera


still there on the others  side, last 2 years i usually visited this beach, enjoyed the view. So love it..full of happy and inspiration for me.

HBD my bro



Thursday..first day on March 2012
Myspeciall day for my older brother Fikri Nz, this is his birthday. Miss him.. I just lift myhands and make some begs for him to Allah SWT. I hope his whole life will be so usefull and blessing by Him. You are the good brother that i have. Smart, kind, gentle and humanis (hehehe..be carefull flying to the sky ^^). I hope you will get married as soon as possible. Find a good mother for your kids later. Always increase our brain with many knowledge, our discussion about knowledge oneday at our livingroom house makes me feell so motivate to move and move, eventhough sometime many cases that we face everyday comes and try to give any barrier without any permission and take it so rush. But i believe, this's just only the way of Our God to increase our level on Hisview.
Dear Brother, i just wanna say I LOVE U, thanks for all the support, your anxiousness, your advice, your love, your silent. I believe all of our pain will be over by Allah with the miracle one. Just to Him we will back, just His blessing that we need.

your sista
Amie

Minggu, 26 Februari 2012

Kiat Raih Keberkahan Khatam Qur'an


Kiat Raih keberkahan Khatam Al-Qur’an
Oleh : Ustadz Salman Syarifudin, MA
Khatam Al-Qur’an dan urgensinya
Khatam Al-Qur’an artinya membaca kitab Al-Qur’an dari surat Al-Fatihah sampai An-Nas baik secara langsung maupun bertahap. Khatam Al-Qur’an merupakan sebuah momen penting bagi setiap muslim yang dianjurkan untuk lebih khidmat berdo’a kepada Allah Swt, karena pada saat-saat itulah para malaikat memohonkan ampun pada Allah Swt bagi orang-orang yang mengkhatamkan Al-Qur’an. Mengingat besarnya makna momen tersebut, Nabi Saw bersabda: Sesungguhnya orang orang yang baca Al-Quran, baginya doa yang terkabul di setiap khatamnya. (H.R Imam Khatib dari Anas Ra)
Membaca Al-Quran dan mengkhatamkannya secara berkesinambungan dapat menjadi sebuah Life Long Education (pendidikan sepanjang hayat dikandung badan) bagi kehidupannya. Sebab itu sudah menjadi kewajiban bagi setiap orang tua sebelum mengenalkan disiplin ilmu ilmu yang lain, terlebih dahulu menanamkan ayat ayat Allah Swt pada lembaran kertas putih kosong anak anaknya. Hal ini ditegaskan Nabi Saw dengan sabda beliau: Didiklah anak anakmu tiga perkara: cinta nabimu, cinta keluarga nabi, dan membaca Al-Quran. (H.R Imam Dailami dari Ali Ra). Dari Ibnu Abbas Ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah Saw. “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (H.R. Tirmidzi)
Generasi sahabat dapat menjadi generasi terbaik (khairul qurun) adalah karena mereka memiliki ihtimam yang sangat besar terhadap Al-Qur’an. Sayid Qutub dalam bukunya Ma’alim Fii Ath-Thariq menyebutkan tiga faktor yang menjadi rahasia mereka mencapai generasi terbaik seperti itu.
Pertama karena mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai satu-satunya sumber pegangan hidup, sekaligus membuang jauh-jauh berbagai sumber-sumber kehidupan lainnya.
Kedua, ketika membacanya mereka tidak memiliki tujuan-tujuan untuk tsaqafah, pengetahuan, menikmati keindahan ataupun tujuan-tujuan lainnya. Namun tujuan mereka hanya semata-mata untuk mengimplementasikan apa yang diinginkan Allah dalam kehidupan mereka.
Ketiga, mereka membuang jauh-jauh segala hal yang berhubungan dengan masa lalu ketika jahiliyah. Mereka memandang bahwa Islam merupakan titik tolak perubahan, yang sama sekali terpisah dengan masa lalu, baik yang bersifat pemikiran ataupun kebudayaan.
Tilawatul Qur’an itulah kunci utama kesuksesan mereka. Imam Syahid Hasan Al-Banna mengatakan, “Usahakan agar anda memiliki wirid harian yang diambil dari kitabullah minimal satu juz per hari dan berusahalah agar jangan mengkhatamkan Al-Qur’an lebih dari sebulan dan jangan kurang dari tiga hari.”
Keutamaan khatam Al-Qur’an
a. Merupakan amalan yang paling dicintai Allah Swt
Dari Ibnu Abbas Ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (H.R. Tirmidzi)
b. Orang yang mengikuti khataman Al-Qur’an, seperti mengikuti pembagian ghanimah
Dari Abu Qilabah, Rasulullah Saw. mengatakan, “Barangsiapa yang menyaksikan (mengikuti) bacaan Al-Qur’an ketika dibuka (dimulai), maka seakan-akan ia mengikuti kemenangan (futuh) fi sabilillah. Dan barangsiapa yang mengikuti pengkhataman Al-Qur’an maka seakan-akan ia mengikuti pembagian ghanimah.” (H.R. Addarimi)
c. Mendapatkan doa dan shalawat dari malaikat
Dari Mus’ab bin Sa’d, dari Sa’d bin Abi Waqas, beliau mengatakan, “Apabila Al-Qur’an dikhatamkan bertepatan pada permulaan malam, maka malaikat akan bersalawat (berdoa) untuknya hingga subuh. Dan apabila khatam bertepatan pada akhir malam, maka malaikat akan bershalawat/ berdoa untuknya hingga sore hati.” (H.R. Addarimi.)
d. Mengikuti sunnah Rasulullah Saw.
Mengkhatamkan Al-Qur’an merupakan sunnah Rasulullah Saw. Hal ini tergambar dari hadits berikut: Dari Abdullah bin Amru bin Ash, beliau berkata, “Wahai Rasulullah Saw., berapa lama aku sebaiknya membaca Al-Qur’an?” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam satu bulan.” Aku berkata lagi, “Sungguh aku mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam dua puluh hari.” Aku berkata lagi, “Aku masih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam lima belas hari.” “Aku masih lebih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam sepuluh hari.” Aku menjawab, “Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam lima hari.” Aku menjawab, “Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Namun beliau tidak memberikan izin bagiku. (H.R. Tirmidzi)
Waktu mengkhatamkan Al-Qur’an
a. Keutamaan waktu yang dibutuhkan untuk mengkhatamkan Al-Qur’an
Dari Abdullah bin Amru bin Ash, dari Rasulullah Saw., beliau berkata, “Puasalah tiga hari dalam satu bulan.” Aku berkata, “Aku mampu untuk lebih banyak dari itu, wahai Rasulullah.” Namun beliau tetap melarang, hingga akhirnya beliau mengatakan, “Puasalah sehari dan berbukalah sehari, dan bacalah Al-Qur’an (khatamkanlah) dalam sebulan.” Aku berkata, “Aku mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah?” Beliau terus malarang hingga batas tiga hari. (H.R. Bukhari)
Hadits ini menunjukkan batasan waktu paling minimal dalam membaca Al-Qur’an. Karena dalam hadits lain terkadang beliau membatasi hanya boleh dalam 5 hari, dan dalam hadits yang lain dalam tujuh hari. Maka dari sini dapat disimpulkan, batasan paling cepat dalam mengkhatamkan Al-Qur’an adalah tiga hari.
b. Larangan untuk mengkhatamkan kurang dari tiga hari
Hadits di atas juga mengisyaratkan larangan Rasulullah saw. untuk mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari. Hikmah di balik larangan tersebut, Rasulullah Saw. katakan dalam hadits lain sebagai berikut: “ Dari Abdullah bin Amru, beliau mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak akan dapat memahami/menghayati Al-Qur’an, orang yang membacanya kurang dari tiga hari.” (H.R. Abu Daud)
c. Rasulullah Saw. tidak pernah mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu malam
Dari Aisyah Ra, beliau mengatakan, “Aku tidak pernah tahu Rasulullah Saw. mengkhatamkan Al-Qur’an secara keseluruhan pada malam hingga fajar.” (H.R. Ibnu Majah)
Sunnah dalam teknis mengkhatamkan Al-Qur’an
Anas bin Malik, beliau memiliki kebiasaan apabila telah mendekati kekhataman dalam membaca Al-Qur’an, beliau menyisakan beberapa ayat untuk mengajak keluarganya guna mengkhatamkan bersama. Dari Tsabit Al-Bunnani, beliau mengatakan bahwa Anas bin Malik jika sudah mendekati dalam mengkhatamkan Al-Qur’an pada malam hari, beliau menyisakan sedikit dari Al-Qur’an, hingga ketika subuh hari beliau mengumpulkan keluarganya dan mengkhatamkannya bersama mereka. (H.R. Darimi)
Hikmah yang dapat dipetik dari hadits Anas di atas, adalah bahwa ketika khatam Al-Qur’an merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa kepada Allah. Dengan mengumpulkan seluruh anggota keluarga, akan dapat memberikan berkah kepada seluruh anggota keluarga. Karena, semuanya berdoa secara bersamaan kepada Allah mengharapkan rahmat dan berkah dari-Nya.
Kiat-Kiat Agar Senantiasa Dapat Mengkhatamkan Al-Qur’an
Ada beberapa kiat yang barangkali dapat membantu dalam mengkhatamkan Al-Qur’an, di antaranya adalah:
1. Memiliki ‘azam’ yang kuat untuk dapat mengkhatamkannya dalam satu bulan. Atau dengan kata lain memiliki azam untuk membacanya satu juz dalam satu hari.
2. Melatih diri dengan bertahap untuk dapat tilawah satu juz dalam satu hari. Misalnya untuk sekali membaca (tanpa berhenti) ditargetkan setengah juz, baik pada waktu pagi ataupun petang hari. Jika sudah dapat memenuhi target, diupayakan ditingkatkan lagi menjadi satu juz untuk sekali membaca.
3. Mengkhususkan waktu tertentu untuk membaca Al-Qur’an yang tidak dapat diganggu gugat, kecuali jika terdapat sebuah urusan yang teramat sangat penting. Hal ini dapat membantu kita untuk senantiasa komitmen membacanya setiap hari. Waktu yang terbaik adalah ba’da subuh.
4. Menikmati bacaan yang sedang dilantunkan oleh lisan kita. Lebih baik lagi jika kita memiliki lagu tersendiri yang stabil, yang meringankan lisan kita untuk melantunkannya. Kondisi seperti ini membantu menghilangkan kejenuhan ketika membacanya.
5. Usahakan untuk senantiasa membersihkan diri dan berwudhu’ terlebih dahulu sebelum kita membaca Al-Qur’an. Karena kondisi berwudhu’, sedikit banyak akan membantu menenangkan hati yang tentunya membantu dalam keistiqamahan membaca Al-Qur’an.
6. Membaca kembali bagaimana interaksi generasi awal umat Islam dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an baik dari segi tilawah, pemahaman ataupun pengaplikasiannya.
7. Memberikan iqab atau hukuman secara pribadi, jika tidak dapat memenuhi target membaca Al-Qur’an. Misalnya dengan kewajiban infaq, menghafal surat tertentu dan lain sebagainya yang disesuaikan dengan kondisi pribadi kita.
8. Memberikan reward dan hadiah dalam lingkungan keluarga jika ada salah seorang anggota keluarganya yang mengkhatamkan Al-Qur’an dengan bertasyakuran atau dengan memberikan ucapan selamat dan hadiah.
Mengkhatamkan Al-Qur’an merupakan kebiasaan Rasulullah, para sahabat, salafus shaleh dan orang-orang mukmin yang memiliki ketakwaan kepada Allah. Seyogyanya, kita juga dapat memposisikan Al-Qur’an sebagaimana mereka memiliki semangat meskipun kita jauh dari mereka. Allah berfirman: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (An-Ankabut: 69).
Doa khatam Al-Qur’an
Yaa Allah berikanlah kami manfaat dengan Al-Qur’an yang agung dan tinggikanlah derajat kami dengan ayat-ayatnya dan terimalah bacaan kami dan maafkanlah segala kesalahan, kelupaan, perubahan kalimat dari tempatnya, mengawalkan atau mengakhirkan, penambahan atau pengurangan, penafsiran yang tidak sesuai dengan apa yang Engkau turunkan, keraguan atau kelupaan, salah baca, dan terburu-buru ketika tilawah, kemalasan atau kesesatan lidah, waqof (berhenti) bukan pada tempatnya, mengidghomkan bacaan yang bukan idghom, mengidzharkan yang bukan idzhar, madd (memanjangkan bacaan), mentasydid, hamzah,
atau sukun, i’rab yang bukan pada tempatnya, atau kurangnya rasa cinta dan senang
terhadap ayat-ayat yang memberikan berita gembira, dan kurangnya rasa takut ketika membaca ayat-ayat ancaman, maka ampunilah kami ya Allah, dan jadikanlah kami sebagai orang yang syahid.
Ya Allah terangilah hati kami dengan Al-Qur’an, dan hiasilah akhlak kami dengan Al-Qur’an, jauhkanlah kami dari api neraka dengan Al-Qur’an, masukkanlah kami ke
surgamu dengan Al-Qur’an. Jadikanlah Al-Qur’an sebagai teman di dunia, di dalam kubur sebagai penerang dan teman, cahaya di atas titian (shirath), dan teman di dalam surga dan penghalang dan hijab dari api neraka, sebagai petunjuk untuk segala kebaikan dan tetapkanlah kami dalam kesempurnaan , anugrahkan kepada kami kemudahan dalam
mengamalkan Al-Qur’an degan hati dan lisan, senantiasa cinta kepada kebaikan, kebahagiaan, kegembiraan atau keindahan iman. Dan sholawat dan salam yang senantiasa tercurah kepada junjungan nabi besar Muhammad Saw dan para sahabat atas kebaikan akhlaq dan kelembutan budi pekertinya di atas cahaya arsy.

Welcome to Batam


Welcome to Batam, nice greeting for passanger. Taken at Asrama Haji Building Batam Centre.

Selasa, 21 Februari 2012

hmm..memories




Sudut lapangan ini bersejarah bagiku..bagi bagian terdalam dari jiwaku..setiap kali aku melewatinya..memberiku rangkaian sketsa-sketsa usang yang tetap terasa baru dan hangat..memberiku motivasi dan kenyamanan luar biasa..bahwa aku pernah memberi arti bagimu..berguna dan bermanfaat..bukankah tingkatan piramida maslow yang sering kudengar dari ceramah-ceramah motivasi yang kuikuti mengatakan bahwa pengakuan adalah tingkatan lanjutan  setelah terpenuhinya kebutuhan faal dari seseorang..yaa..intinya aku sangat bahagia jika mengenangnya..

Walau terkadang sketsa-sketsa itu kerap menggangguku..membuyarkan konsentrasi dan membuatku jatuh pada pilu karena rindu..tapi bukankah itulah hidup..bergejolak dalam segala rasa dan berusaha menjadi pemenang dari setiap pergulatan yang ada..dan yang pasti aku tak mau terlahir sebagai pecundang..aku akan selalu berusaha menjadi pemenang..walaupun butuh pengorbanan untuk membuat hatiku menang dan tersenyum puas karenanya..puas karena aku sudah berhasil menaklukkan jiwa rendahanku..menguburnya dalam-dalam..menutup file-file melankolis yang kadangkala membuatku lena dan lupa pada tujuan utama..

Hidup adalah pilihan-pilihan..pilihan untuk menjadi pemenang atau memilih menjadi pecundang..pilihan untuk bersenang-senang atau bekerjakeras..semuanya kembali padamu..

Motivasi dari seorang kawan..

Sudariku,jika ada saat kau merasa sedih karena beratnya dakwah, maka ingatlah beratnya kesedihan saat kau berdiri di kedahsyatan Mahsyar. Jika ada saat kau lelah hadapi segala amanah, maka ingatlah kelelahan abadi di neraka berlembah-lembah. Sahabat, tak ada salah jika di saat kau merasa sedih itu, kau ingat rasa bahagia saat ruhmu disambut salaam ribuan   malaikat di pintu2 surga..uhibbukum fillah..

Rabu, 01 Februari 2012

Abdullah bin Umar berkata : apabila kamu berada diwaktu pagi mak janganlah kamu memastikan bahwa dirimu akan sampai pada waktu sore dan apabila kamu berada diwaktu sore mk janganlah kamu memastikan dirimu akan sampai pada waktu pagi, manfaatkanlah sebaik-baik masa hidupmu sebelum datang kematianmu, gunakan sebaik-baik masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu

Love


The ocean of love..

Aku mengingatmu kembali dalam tidur lelapku..dekap hangat cintamu tak sanggup kuhiraukan..walau selama ini kucoba selalu menepis..bahwa aku tak butuh itu..aku tak butuh air mata..bahwa aku tak butuh cinta..bahwa aku bisa bertahan karenanya..
Sungguh malam ini aku tak bisa tidur lelap ibu..aku rindu padamu..rindu pada hangat cintamu..rindu pada harum tubuhmu..sungguh..semuanya kembali menghangat dijiwaku..Robbiii..ampuni aku..tapi sungguh aku rindu padanya…

Sungguh aku sangat kejaaam..berlari menjauh..kupikir semua ini akan menjadi solusi..kupikir semua akan terlupa seiring dengan waktu dan jarak..kupikir semua akan hilang seiring rutinitas yang kujalani sekarang..aku salah maa..sangat salah..semakin aku berkecimpung dalam duniamu semakin aku tak sangguuup..oh maa..ampuni aku..aku sangat..sangat rindu...

Aku salah besar..meninggalkan orang-orang yang kucintai..pada adek2 yang membutuhkan cintaku..kutebar cinta pada yang lain sedangkan mereka yang benar2 membutuhkan aku abaikan..oh egoisnya aku..Robbi..ampuni aku..sungguh… resah ini tak mau pergi…

Bahkan sampai detik inipun aku masih belum bisa membahagiakanmu maa…oh maa..aku kangeeeen maa..kangeeen…

Dalam sakitku..kupikir aku akan bertemu denganmu..saat jiwa riilku tak mampu membedakan apa yang sedang terjadi padaku..ketika seakan- akan aku berdiri di depan gong perang yang sangat besaaar..ketika penabuh tak mau berhenti ketika kusuruh…hingga hingar bingar itu mulai reda ketika haripun mulai turun ke angka 1..

Allaaah…ampuni aku..kerna gersang tak bersuara..pada hampa yang ada..Robbiii..ampuni aku..sebelum terlambat..aku ingin mereka tahu..bahwa aku  mencintainya….

Aku mencintai ayahku..aku mencintai udaku..Uda Rifqi, Udaa Fikri,,adikku..Mia dan Dia…maafkan aku..karena aku belum bisa berbuat apa-apa untuk kalian…. Aku mencintai kalian…sangaaaat..bahkan keinginan tertinggiku membuat penduduk langit dan bumi cemburu..bahwa keluarga kita disandingkan kembali dijannahNya..ya Robb…ampuni aku untuk pinta yang berlebih….sungguh rinduku…Engkau kumpulkan kami sekeluarga di jannahMu…

Aku tak bisa tidur lelap malam ini…aku teringat padamu..sungguh.. aku ingin menangis..tapi aku takut tangisku  membuat teman-temanku khawatir dan salah pengertian..
Padahal sudah lama aku ingin menangis..melepaskannya ketika gundahku datang…rindu…aku tak mau menangis..karena menangis akan selalu membuat mataku sembab ketika bangun..dan teman-temanku akan tahu bahwa aku menangis semalam….tapi aku rinduu maa…
Rindu…sungguh rinduu…..bukan aku menolak takdirNya..tapi sungguh aku hanya rindu…

Kadang aku rindu incim..karena kadang dia bisa menjadi  penawar rinduku ketika rinduku memuncak padamu maa..tapi aku sekarang aku tak memilikinya lagi..
Dan aku benci  rasa ini…rasa dan prasangka jelek yang ada dalam pikiranku sendiri…rasa yang semakin mengekang keinginanku mendekatinya..mungkin ini masa yang terbaik yang Allah beri untuk semakin mendewasakanku…hanya uncu yang paham dan mau mengerti serta mau berbagi..trimakasih untuk masa2 indah itu..

Aku sedang sentimental sekarang…tak apa..aku hanya ingin membuang sampah emosi ini..agar dia segera berlalu dan aku dapat kembali merajut hari-hariku..aku yakin sesuatu yang baru telah Allah persiapkan untukku…

Awal Juni 2011  03.00 dinihari…ba’da 2 hari panas tinggi menemani tidurku..(aku jadi ingat cerita mama saat aku step ketika kecil dulu) trimakasih Ma, Pa…cinta kalian membuatku masih ada hingga detik ini, namun yang pasti cintaNya..melebihi dari apapun…hatta sekalipun cinta kalian berdua..untuk kedua adekqu dan kedua kakakqu..teruslah berjuang…hilangkan keraguan..jadilah pemenang…aku mencintai kalian karena Allah..semoga Allah mengabulkan doa2 yang kita pinta….semoga Allah membangunkan rumah bercahaya untuk keluarga kita dijannahNya…semoga Allah menyatukan kita kembali..hingga ketika masa itu datang…masa2 sedih ini seperti tak pernah ada…hanya doa yang bisa ku kirimkan saat ini dengan bongkahan motivasi dan semangat selalu untuk kalian…aku ingin melihat kita saling berlari…kejarlah..jangan ragu..kita adalah apa yang kita pikirkan…aku akan bangkit sekarang..setelah 1 tahun terpuruk pada jiwa yang lena..mari saudaraku…Uhibbukumfillah fii aamanillah…

pemenang vs pecundang


pemenang selalu jadi bagian dari jawaban;
pecundang selalu jadi bagian dari masalah.

pemenang selalu punya program;
pecundang selalu punya kambing hitam.

pemenang selalu berkata, "Biarkan saya yang mengerjakannya untuk Anda";
pecundang selalu berkata, "Itu bukan pekerjaan saya";

Pemenang selalu melihat jawab dalam setiap masalah;
pecundang selalu melihat masalah dalam setiap jawaban.

Pemenang selalu berkata, "itu memang sulit, tapi kemungkinan bisa";
Pecundang selalu berkata, "Itu mungkin bisa, tapi terlalu sulit".

Saat pemenang melakukan kesalahan, dia berkata, "saya salah";
saat pecundang melakukan kesalahan, dia berkata, "itu bukan salah saya".

Pemenang membuat komitmen-komitmen;
Pecundang membuat janji-janji.

Pemenang mempunyai impian-impian;
Pecundang punya tipu muslihat.

Pemenang berkata, "Saya harus melakukan sesuatu";
Pecundang berkata, "Harus ada yang dilakukan".

Pemenang adalah bagian dari sebuah tim;
Pecundang melepaskan diri dari tim.

Pemenang melihat keuntungan;
Pecundang melihat kesusahan.

Pemenang melihat kemungkinan-kemungkinan;
Pecundang melihat permasalahan.

Pemenang percaya pada menang-menang (win-win);
Pecundang percaya, mereka yang harus menang dan orang lain harus kalah.

Pemenang melihat potensi;
Pecundang melihat yang sudah lewat.

Pemenang seperti thermostat;
Pecundang seperti thermometer.

Pemenang memilih apa yang mereka katakan;
Pecundang mengatakan apa yang mereka pilih.

Pemenang menggunakan argumentasi keras dengan kata2 yang lembut;
Pecundang menggunakan argumentasi lunak dengan kata2 yang keras.

Pemenang selalu berpegang teguh pada nilai2 tapi bersedia berkompromi pada hal2 remeh;
Pecundang berkeras pada hal2 remeh tapi mengkompromikan nilai2.

Pemenang menganut filosofi empati, "Jangan berbuat pada orang lain apa yang Anda tidak ingin orang lain perbuat pada Anda";
Pecundang menganut filosofi, "Lakukan pada orang lain sebelum mereka melakukannya pada Anda".

Pemenang membuat sesuatu terjadi;
Pecundang membiarkan sesuatu terjadi.

Para Pemenang selalu berencana dan mempersiapkan diri, lalu memulai tindakan untuk menang...
Para pecundang hanya berencana dan berharap ia akan menang ...