niCe.......simplY.......dinamyc.... kutitip asa pada mega.. di pucuk-pucuk hijau dedaunan.. pada butir salju yang jatuh dan melayang.. pada desau angin.. pada riak dan gelombang.. tetaplah disana... menebar kebaikan..
Rabu, 29 Februari 2012
Pariaman's side
Gandoriah Beach Pariaman Town West Sumatera
still there on the others side, last 2 years i usually visited this beach, enjoyed the view. So love it..full of happy and inspiration for me.
HBD my bro
Thursday..first day on March 2012
Myspeciall day for my older brother Fikri Nz, this is his birthday. Miss him.. I just lift myhands and make some begs for him to Allah SWT. I hope his whole life will be so usefull and blessing by Him. You are the good brother that i have. Smart, kind, gentle and humanis (hehehe..be carefull flying to the sky ^^). I hope you will get married as soon as possible. Find a good mother for your kids later. Always increase our brain with many knowledge, our discussion about knowledge oneday at our livingroom house makes me feell so motivate to move and move, eventhough sometime many cases that we face everyday comes and try to give any barrier without any permission and take it so rush. But i believe, this's just only the way of Our God to increase our level on Hisview.
Dear Brother, i just wanna say I LOVE U, thanks for all the support, your anxiousness, your advice, your love, your silent. I believe all of our pain will be over by Allah with the miracle one. Just to Him we will back, just His blessing that we need.
your sista
Amie
Minggu, 26 Februari 2012
Kiat Raih Keberkahan Khatam Qur'an
Kiat Raih keberkahan Khatam Al-Qur’an
Oleh : Ustadz Salman Syarifudin, MA
Khatam Al-Qur’an dan urgensinya
Khatam Al-Qur’an artinya membaca kitab Al-Qur’an dari surat Al-Fatihah sampai
An-Nas baik secara langsung maupun bertahap. Khatam Al-Qur’an merupakan sebuah
momen penting bagi setiap muslim yang dianjurkan untuk lebih khidmat berdo’a
kepada Allah Swt, karena pada saat-saat itulah para malaikat memohonkan ampun
pada Allah Swt bagi orang-orang yang mengkhatamkan Al-Qur’an. Mengingat
besarnya makna momen tersebut, Nabi Saw bersabda: Sesungguhnya orang orang
yang baca Al-Quran, baginya doa yang terkabul di setiap khatamnya. (H.R Imam
Khatib dari Anas Ra)
Membaca Al-Quran dan mengkhatamkannya secara berkesinambungan
dapat menjadi sebuah Life Long Education (pendidikan sepanjang hayat
dikandung badan) bagi kehidupannya. Sebab itu sudah menjadi kewajiban bagi
setiap orang tua sebelum mengenalkan disiplin ilmu ilmu yang lain, terlebih
dahulu menanamkan ayat ayat Allah Swt pada lembaran kertas putih kosong anak
anaknya. Hal ini ditegaskan Nabi Saw dengan sabda beliau: Didiklah anak anakmu
tiga perkara: cinta nabimu, cinta keluarga nabi, dan membaca Al-Quran. (H.R
Imam Dailami dari Ali Ra). Dari Ibnu Abbas Ra, beliau mengatakan ada seseorang
yang bertanya kepada Rasulullah Saw. “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang
paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini
bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau
menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali
selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (H.R. Tirmidzi)
Generasi sahabat dapat menjadi generasi terbaik (khairul qurun)
adalah karena mereka memiliki ihtimam yang sangat besar terhadap
Al-Qur’an. Sayid Qutub dalam bukunya Ma’alim Fii Ath-Thariq menyebutkan
tiga faktor yang menjadi rahasia mereka mencapai generasi terbaik seperti itu.
Pertama karena mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai satu-satunya sumber
pegangan hidup, sekaligus membuang jauh-jauh berbagai sumber-sumber kehidupan
lainnya.
Kedua, ketika membacanya mereka tidak memiliki tujuan-tujuan untuk tsaqafah,
pengetahuan, menikmati keindahan ataupun tujuan-tujuan lainnya. Namun tujuan
mereka hanya semata-mata untuk mengimplementasikan apa yang diinginkan Allah dalam
kehidupan mereka.
Ketiga, mereka membuang jauh-jauh segala hal yang berhubungan dengan
masa lalu ketika jahiliyah. Mereka memandang bahwa Islam merupakan titik tolak
perubahan, yang sama sekali terpisah dengan masa lalu, baik yang bersifat
pemikiran ataupun kebudayaan.
Tilawatul Qur’an itulah kunci utama kesuksesan mereka. Imam Syahid Hasan Al-Banna
mengatakan, “Usahakan agar anda memiliki wirid harian yang diambil dari
kitabullah minimal satu juz per hari dan berusahalah agar jangan mengkhatamkan
Al-Qur’an lebih dari sebulan dan jangan kurang dari tiga hari.”
Keutamaan khatam Al-Qur’an
a. Merupakan amalan yang paling dicintai Allah Swt
Dari Ibnu Abbas Ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya
kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai
Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa
itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang
membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya
lagi dari awal.” (H.R. Tirmidzi)
b. Orang yang mengikuti khataman Al-Qur’an, seperti
mengikuti pembagian ghanimah
Dari Abu Qilabah, Rasulullah Saw. mengatakan, “Barangsiapa yang
menyaksikan (mengikuti) bacaan Al-Qur’an ketika dibuka (dimulai), maka seakan-akan
ia mengikuti kemenangan (futuh) fi sabilillah. Dan barangsiapa yang mengikuti
pengkhataman Al-Qur’an maka seakan-akan ia mengikuti pembagian ghanimah.” (H.R.
Addarimi)
c. Mendapatkan doa dan shalawat dari malaikat
Dari Mus’ab bin Sa’d, dari Sa’d bin Abi Waqas, beliau mengatakan,
“Apabila Al-Qur’an dikhatamkan bertepatan pada permulaan malam, maka malaikat
akan bersalawat (berdoa) untuknya hingga subuh. Dan apabila khatam bertepatan
pada akhir malam, maka malaikat akan bershalawat/ berdoa untuknya hingga sore
hati.” (H.R. Addarimi.)
d. Mengikuti sunnah Rasulullah Saw.
Mengkhatamkan Al-Qur’an merupakan sunnah Rasulullah Saw. Hal ini
tergambar dari hadits berikut: Dari Abdullah bin Amru bin Ash, beliau berkata,
“Wahai Rasulullah Saw., berapa lama aku sebaiknya membaca Al-Qur’an?” Beliau
menjawab, “Khatamkanlah dalam satu bulan.” Aku berkata lagi, “Sungguh aku mampu
lebih dari itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam dua
puluh hari.” Aku berkata lagi, “Aku masih mampu lebih dari itu, wahai
Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam lima belas hari.” “Aku masih lebih mampu
lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam sepuluh
hari.” Aku menjawab, “Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Beliau
menjawab, “Khatamkanlah dalam lima
hari.” Aku menjawab, “Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Namun
beliau tidak memberikan izin bagiku. (H.R. Tirmidzi)
Waktu mengkhatamkan Al-Qur’an
a. Keutamaan waktu yang dibutuhkan untuk mengkhatamkan Al-Qur’an
Dari Abdullah bin Amru bin Ash, dari Rasulullah Saw., beliau
berkata, “Puasalah tiga hari dalam satu bulan.” Aku berkata, “Aku mampu untuk
lebih banyak dari itu, wahai Rasulullah.” Namun beliau tetap melarang, hingga
akhirnya beliau mengatakan, “Puasalah sehari dan berbukalah sehari, dan bacalah
Al-Qur’an (khatamkanlah) dalam sebulan.” Aku berkata, “Aku mampu lebih dari
itu, wahai Rasulullah?” Beliau terus malarang hingga batas tiga hari. (H.R. Bukhari)
Hadits ini menunjukkan batasan waktu paling minimal dalam membaca
Al-Qur’an. Karena dalam hadits lain terkadang beliau membatasi hanya boleh
dalam 5 hari, dan dalam hadits yang lain dalam tujuh hari. Maka dari sini dapat
disimpulkan, batasan paling cepat dalam mengkhatamkan Al-Qur’an adalah tiga
hari.
b. Larangan untuk mengkhatamkan kurang dari tiga hari
Hadits di atas juga mengisyaratkan larangan Rasulullah saw. untuk
mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari. Hikmah di balik larangan
tersebut, Rasulullah Saw. katakan dalam hadits lain sebagai berikut: “ Dari
Abdullah bin Amru, beliau mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak
akan dapat memahami/menghayati Al-Qur’an, orang yang membacanya kurang dari
tiga hari.” (H.R. Abu Daud)
c. Rasulullah Saw. tidak pernah mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu
malam
Dari Aisyah Ra, beliau mengatakan, “Aku tidak pernah tahu
Rasulullah Saw. mengkhatamkan Al-Qur’an secara keseluruhan pada malam hingga
fajar.” (H.R. Ibnu Majah)
Sunnah dalam teknis mengkhatamkan Al-Qur’an
Anas bin Malik, beliau memiliki kebiasaan apabila telah mendekati
kekhataman dalam membaca Al-Qur’an, beliau menyisakan beberapa ayat untuk
mengajak keluarganya guna mengkhatamkan bersama. Dari Tsabit Al-Bunnani, beliau
mengatakan bahwa Anas bin Malik jika sudah mendekati dalam mengkhatamkan
Al-Qur’an pada malam hari, beliau menyisakan sedikit dari Al-Qur’an, hingga
ketika subuh hari beliau mengumpulkan keluarganya dan mengkhatamkannya bersama
mereka. (H.R. Darimi)
Hikmah yang dapat dipetik dari hadits Anas di atas, adalah bahwa
ketika khatam Al-Qur’an merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa kepada
Allah. Dengan mengumpulkan seluruh anggota keluarga, akan dapat memberikan
berkah kepada seluruh anggota keluarga. Karena, semuanya berdoa secara
bersamaan kepada Allah mengharapkan rahmat dan berkah dari-Nya.
Kiat-Kiat Agar Senantiasa Dapat Mengkhatamkan Al-Qur’an
Ada beberapa kiat yang
barangkali dapat membantu dalam mengkhatamkan Al-Qur’an, di antaranya adalah:
1. Memiliki ‘azam’ yang kuat untuk dapat mengkhatamkannya
dalam satu bulan. Atau dengan kata lain memiliki azam untuk membacanya satu juz
dalam satu hari.
2. Melatih diri dengan bertahap untuk dapat tilawah satu
juz dalam satu hari. Misalnya untuk sekali membaca (tanpa berhenti) ditargetkan
setengah juz, baik pada waktu pagi ataupun petang hari. Jika sudah dapat
memenuhi target, diupayakan ditingkatkan lagi menjadi satu juz untuk sekali
membaca.
3. Mengkhususkan waktu tertentu untuk membaca Al-Qur’an yang tidak
dapat diganggu gugat, kecuali jika terdapat sebuah urusan yang teramat sangat
penting. Hal ini dapat membantu kita untuk senantiasa komitmen membacanya
setiap hari. Waktu yang terbaik adalah ba’da subuh.
4. Menikmati bacaan yang sedang dilantunkan oleh lisan kita. Lebih
baik lagi jika kita memiliki lagu tersendiri yang stabil, yang meringankan
lisan kita untuk melantunkannya. Kondisi seperti ini membantu menghilangkan
kejenuhan ketika membacanya.
5. Usahakan untuk senantiasa membersihkan diri dan berwudhu’
terlebih dahulu sebelum kita membaca Al-Qur’an. Karena kondisi berwudhu’,
sedikit banyak akan membantu menenangkan hati yang tentunya membantu dalam
keistiqamahan membaca Al-Qur’an.
6. Membaca kembali bagaimana interaksi generasi awal umat Islam
dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an baik dari segi tilawah, pemahaman ataupun
pengaplikasiannya.
7. Memberikan iqab atau hukuman secara pribadi, jika tidak
dapat memenuhi target membaca Al-Qur’an. Misalnya dengan kewajiban infaq,
menghafal surat
tertentu dan lain sebagainya yang disesuaikan dengan kondisi pribadi kita.
8. Memberikan reward dan hadiah dalam lingkungan keluarga jika ada
salah seorang anggota keluarganya yang mengkhatamkan Al-Qur’an dengan
bertasyakuran atau dengan memberikan ucapan selamat dan hadiah.
Mengkhatamkan Al-Qur’an merupakan kebiasaan Rasulullah, para
sahabat, salafus shaleh dan orang-orang mukmin yang memiliki ketakwaan kepada
Allah. Seyogyanya, kita juga dapat memposisikan Al-Qur’an sebagaimana mereka
memiliki semangat meskipun kita jauh dari mereka. Allah berfirman: “Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik.” (An-Ankabut: 69).
Doa khatam Al-Qur’an
Yaa Allah berikanlah kami manfaat dengan Al-Qur’an yang agung dan
tinggikanlah derajat kami dengan ayat-ayatnya dan terimalah bacaan kami dan
maafkanlah segala kesalahan, kelupaan, perubahan kalimat dari tempatnya,
mengawalkan atau mengakhirkan, penambahan atau pengurangan, penafsiran yang
tidak sesuai dengan apa yang Engkau turunkan, keraguan atau kelupaan, salah
baca, dan terburu-buru ketika tilawah, kemalasan atau kesesatan lidah, waqof
(berhenti) bukan pada tempatnya, mengidghomkan bacaan yang bukan idghom,
mengidzharkan yang bukan idzhar, madd (memanjangkan bacaan), mentasydid, hamzah,
atau sukun, i’rab yang bukan pada tempatnya, atau kurangnya rasa
cinta dan senang
terhadap ayat-ayat yang memberikan berita gembira, dan kurangnya
rasa takut ketika membaca ayat-ayat ancaman, maka ampunilah kami ya Allah, dan
jadikanlah kami sebagai orang yang syahid.
Ya Allah terangilah hati kami dengan Al-Qur’an, dan hiasilah
akhlak kami dengan Al-Qur’an, jauhkanlah kami dari api neraka dengan Al-Qur’an,
masukkanlah kami ke
surgamu dengan Al-Qur’an. Jadikanlah Al-Qur’an sebagai teman di
dunia, di dalam kubur sebagai penerang dan teman, cahaya di atas titian
(shirath), dan teman di dalam surga dan penghalang dan hijab dari api neraka,
sebagai petunjuk untuk segala kebaikan dan tetapkanlah kami dalam kesempurnaan
, anugrahkan kepada kami kemudahan dalam
mengamalkan Al-Qur’an degan hati dan lisan, senantiasa cinta
kepada kebaikan, kebahagiaan, kegembiraan atau keindahan iman. Dan sholawat dan
salam yang senantiasa tercurah kepada junjungan nabi besar Muhammad Saw dan
para sahabat atas kebaikan akhlaq dan kelembutan budi pekertinya di atas cahaya
arsy.
Selasa, 21 Februari 2012
hmm..memories
Sudut
lapangan ini bersejarah bagiku..bagi bagian terdalam dari jiwaku..setiap kali
aku melewatinya..memberiku rangkaian sketsa-sketsa usang yang tetap terasa baru
dan hangat..memberiku motivasi dan kenyamanan luar biasa..bahwa aku pernah
memberi arti bagimu..berguna dan bermanfaat..bukankah tingkatan piramida maslow
yang sering kudengar dari ceramah-ceramah motivasi yang kuikuti mengatakan
bahwa pengakuan adalah tingkatan lanjutan
setelah terpenuhinya kebutuhan faal dari seseorang..yaa..intinya aku
sangat bahagia jika mengenangnya..
Walau
terkadang sketsa-sketsa itu kerap menggangguku..membuyarkan konsentrasi dan
membuatku jatuh pada pilu karena rindu..tapi bukankah itulah hidup..bergejolak
dalam segala rasa dan berusaha menjadi pemenang dari setiap pergulatan yang
ada..dan yang pasti aku tak mau terlahir sebagai pecundang..aku akan selalu
berusaha menjadi pemenang..walaupun butuh pengorbanan untuk membuat hatiku
menang dan tersenyum puas karenanya..puas karena aku sudah berhasil menaklukkan
jiwa rendahanku..menguburnya dalam-dalam..menutup file-file melankolis yang
kadangkala membuatku lena dan lupa pada tujuan utama..
Hidup
adalah pilihan-pilihan..pilihan untuk menjadi pemenang atau memilih menjadi
pecundang..pilihan untuk bersenang-senang atau bekerjakeras..semuanya kembali
padamu..
Motivasi dari seorang kawan..
Sudariku,jika ada saat kau
merasa sedih karena beratnya dakwah, maka ingatlah beratnya kesedihan saat kau
berdiri di kedahsyatan Mahsyar. Jika ada saat kau lelah hadapi segala amanah,
maka ingatlah kelelahan abadi di neraka berlembah-lembah. Sahabat, tak ada
salah jika di saat kau merasa sedih itu, kau ingat rasa bahagia saat ruhmu
disambut salaam ribuan malaikat di
pintu2 surga..uhibbukum fillah..
Rabu, 01 Februari 2012
Abdullah bin Umar berkata : apabila kamu berada
diwaktu pagi mak janganlah kamu memastikan bahwa dirimu akan sampai pada waktu
sore dan apabila kamu berada diwaktu sore mk janganlah kamu memastikan dirimu
akan sampai pada waktu pagi, manfaatkanlah sebaik-baik masa hidupmu sebelum
datang kematianmu, gunakan sebaik-baik masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu
Love
The ocean of love..
Aku mengingatmu
kembali dalam tidur lelapku..dekap hangat cintamu tak sanggup kuhiraukan..walau
selama ini kucoba selalu menepis..bahwa aku tak butuh itu..aku tak butuh air
mata..bahwa aku tak butuh cinta..bahwa aku bisa bertahan karenanya..
Sungguh malam
ini aku tak bisa tidur lelap ibu..aku rindu padamu..rindu pada hangat
cintamu..rindu pada harum tubuhmu..sungguh..semuanya kembali menghangat
dijiwaku..Robbiii..ampuni aku..tapi sungguh aku rindu padanya…
Sungguh aku
sangat kejaaam..berlari menjauh..kupikir semua ini akan menjadi solusi..kupikir
semua akan terlupa seiring dengan waktu dan jarak..kupikir semua akan hilang
seiring rutinitas yang kujalani sekarang..aku salah maa..sangat salah..semakin
aku berkecimpung dalam duniamu semakin aku tak sangguuup..oh maa..ampuni
aku..aku sangat..sangat rindu...
Aku salah
besar..meninggalkan orang-orang yang kucintai..pada adek2 yang membutuhkan
cintaku..kutebar cinta pada yang lain sedangkan mereka yang benar2 membutuhkan
aku abaikan..oh egoisnya aku..Robbi..ampuni aku..sungguh… resah ini tak mau
pergi…
Bahkan sampai
detik inipun aku masih belum bisa membahagiakanmu maa…oh maa..aku kangeeeen
maa..kangeeen…
Dalam
sakitku..kupikir aku akan bertemu denganmu..saat jiwa riilku tak mampu
membedakan apa yang sedang terjadi padaku..ketika seakan- akan aku berdiri di
depan gong perang yang sangat besaaar..ketika penabuh tak mau berhenti ketika
kusuruh…hingga hingar bingar itu mulai reda ketika haripun mulai turun ke angka
1..
Allaaah…ampuni
aku..kerna gersang tak bersuara..pada hampa yang ada..Robbiii..ampuni
aku..sebelum terlambat..aku ingin mereka tahu..bahwa aku mencintainya….
Aku mencintai
ayahku..aku mencintai udaku..Uda Rifqi, Udaa Fikri,,adikku..Mia dan Dia…maafkan
aku..karena aku belum bisa berbuat apa-apa untuk kalian…. Aku mencintai
kalian…sangaaaat..bahkan keinginan tertinggiku membuat penduduk langit dan bumi
cemburu..bahwa keluarga kita disandingkan kembali dijannahNya..ya Robb…ampuni
aku untuk pinta yang berlebih….sungguh rinduku…Engkau kumpulkan kami sekeluarga
di jannahMu…
Aku tak bisa
tidur lelap malam ini…aku teringat padamu..sungguh.. aku ingin menangis..tapi
aku takut tangisku membuat teman-temanku
khawatir dan salah pengertian..
Padahal sudah
lama aku ingin menangis..melepaskannya ketika gundahku datang…rindu…aku tak mau
menangis..karena menangis akan selalu membuat mataku sembab ketika bangun..dan
teman-temanku akan tahu bahwa aku menangis semalam….tapi aku rinduu maa…
Rindu…sungguh
rinduu…..bukan aku menolak takdirNya..tapi sungguh aku hanya rindu…
Kadang aku rindu
incim..karena kadang dia bisa menjadi
penawar rinduku ketika rinduku memuncak padamu maa..tapi aku sekarang
aku tak memilikinya lagi..
Dan aku
benci rasa ini…rasa dan prasangka jelek
yang ada dalam pikiranku sendiri…rasa yang semakin mengekang keinginanku
mendekatinya..mungkin ini masa yang terbaik yang Allah beri untuk semakin
mendewasakanku…hanya uncu yang paham dan mau mengerti serta mau
berbagi..trimakasih untuk masa2 indah itu..
Aku sedang
sentimental sekarang…tak apa..aku hanya ingin membuang sampah emosi ini..agar
dia segera berlalu dan aku dapat kembali merajut hari-hariku..aku yakin sesuatu
yang baru telah Allah persiapkan untukku…
Awal Juni
2011 03.00 dinihari…ba’da 2 hari panas
tinggi menemani tidurku..(aku jadi ingat cerita mama saat aku step ketika kecil
dulu) trimakasih Ma, Pa…cinta kalian membuatku masih ada hingga detik ini,
namun yang pasti cintaNya..melebihi dari apapun…hatta sekalipun cinta kalian
berdua..untuk kedua adekqu dan kedua kakakqu..teruslah berjuang…hilangkan
keraguan..jadilah pemenang…aku mencintai kalian karena Allah..semoga Allah
mengabulkan doa2 yang kita pinta….semoga Allah membangunkan rumah bercahaya
untuk keluarga kita dijannahNya…semoga Allah menyatukan kita kembali..hingga ketika
masa itu datang…masa2 sedih ini seperti tak pernah ada…hanya doa yang bisa ku
kirimkan saat ini dengan bongkahan motivasi dan semangat selalu untuk
kalian…aku ingin melihat kita saling berlari…kejarlah..jangan ragu..kita adalah
apa yang kita pikirkan…aku akan bangkit sekarang..setelah 1 tahun terpuruk pada
jiwa yang lena..mari saudaraku…Uhibbukumfillah fii aamanillah…
pemenang vs pecundang
pemenang selalu jadi bagian dari jawaban;
pecundang selalu jadi bagian dari masalah.
pemenang selalu punya program;
pecundang selalu punya kambing hitam.
pemenang selalu berkata, "Biarkan saya yang mengerjakannya untuk Anda";
pecundang selalu berkata, "Itu bukan pekerjaan saya";
Pemenang selalu melihat jawab dalam setiap masalah;
pecundang selalu melihat masalah dalam setiap jawaban.
Pemenang selalu berkata, "itu memang sulit, tapi kemungkinan bisa";
Pecundang selalu berkata, "Itu mungkin bisa, tapi terlalu sulit".
Saat pemenang melakukan kesalahan, dia berkata, "saya salah";
saat pecundang melakukan kesalahan, dia berkata, "itu bukan salah saya".
Pemenang membuat komitmen-komitmen;
Pecundang membuat janji-janji.
Pemenang mempunyai impian-impian;
Pecundang punya tipu muslihat.
Pemenang berkata, "Saya harus melakukan sesuatu";
Pecundang berkata, "Harus ada yang dilakukan".
Pemenang adalah bagian dari sebuah tim;
Pecundang melepaskan diri dari tim.
Pemenang melihat keuntungan;
Pecundang melihat kesusahan.
Pemenang melihat kemungkinan-kemungkinan;
Pecundang melihat permasalahan.
Pemenang percaya pada menang-menang (win-win);
Pecundang percaya, mereka yang harus menang dan orang lain harus kalah.
Pemenang melihat potensi;
Pecundang melihat yang sudah lewat.
Pemenang seperti thermostat;
Pecundang seperti thermometer.
Pemenang memilih apa yang mereka katakan;
Pecundang mengatakan apa yang mereka pilih.
Pemenang menggunakan argumentasi keras dengan kata2 yang lembut;
Pecundang menggunakan argumentasi lunak dengan kata2 yang keras.
Pemenang selalu berpegang teguh pada nilai2 tapi bersedia berkompromi pada hal2 remeh;
Pecundang berkeras pada hal2 remeh tapi mengkompromikan nilai2.
Pemenang menganut filosofi empati, "Jangan berbuat pada orang lain apa yang Anda tidak ingin orang lain perbuat pada Anda";
Pecundang menganut filosofi, "Lakukan pada orang lain sebelum mereka melakukannya pada Anda".
Pemenang membuat sesuatu terjadi;
Pecundang membiarkan sesuatu terjadi.
Para Pemenang selalu berencana dan mempersiapkan diri, lalu memulai tindakan untuk menang...
Para pecundang hanya berencana dan berharap ia akan menang ...
pecundang selalu jadi bagian dari masalah.
pemenang selalu punya program;
pecundang selalu punya kambing hitam.
pemenang selalu berkata, "Biarkan saya yang mengerjakannya untuk Anda";
pecundang selalu berkata, "Itu bukan pekerjaan saya";
Pemenang selalu melihat jawab dalam setiap masalah;
pecundang selalu melihat masalah dalam setiap jawaban.
Pemenang selalu berkata, "itu memang sulit, tapi kemungkinan bisa";
Pecundang selalu berkata, "Itu mungkin bisa, tapi terlalu sulit".
Saat pemenang melakukan kesalahan, dia berkata, "saya salah";
saat pecundang melakukan kesalahan, dia berkata, "itu bukan salah saya".
Pemenang membuat komitmen-komitmen;
Pecundang membuat janji-janji.
Pemenang mempunyai impian-impian;
Pecundang punya tipu muslihat.
Pemenang berkata, "Saya harus melakukan sesuatu";
Pecundang berkata, "Harus ada yang dilakukan".
Pemenang adalah bagian dari sebuah tim;
Pecundang melepaskan diri dari tim.
Pemenang melihat keuntungan;
Pecundang melihat kesusahan.
Pemenang melihat kemungkinan-kemungkinan;
Pecundang melihat permasalahan.
Pemenang percaya pada menang-menang (win-win);
Pecundang percaya, mereka yang harus menang dan orang lain harus kalah.
Pemenang melihat potensi;
Pecundang melihat yang sudah lewat.
Pemenang seperti thermostat;
Pecundang seperti thermometer.
Pemenang memilih apa yang mereka katakan;
Pecundang mengatakan apa yang mereka pilih.
Pemenang menggunakan argumentasi keras dengan kata2 yang lembut;
Pecundang menggunakan argumentasi lunak dengan kata2 yang keras.
Pemenang selalu berpegang teguh pada nilai2 tapi bersedia berkompromi pada hal2 remeh;
Pecundang berkeras pada hal2 remeh tapi mengkompromikan nilai2.
Pemenang menganut filosofi empati, "Jangan berbuat pada orang lain apa yang Anda tidak ingin orang lain perbuat pada Anda";
Pecundang menganut filosofi, "Lakukan pada orang lain sebelum mereka melakukannya pada Anda".
Pemenang membuat sesuatu terjadi;
Pecundang membiarkan sesuatu terjadi.
Para Pemenang selalu berencana dan mempersiapkan diri, lalu memulai tindakan untuk menang...
Para pecundang hanya berencana dan berharap ia akan menang ...
Langganan:
Postingan (Atom)